Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia
Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.
Lonjakan tren gaya hidup halal telah signifikan mendorong munculnya industri syariah di berbagai sektor. Menurut Indeks Ekonomi Islam Global, tren positif dari ekosistem syariah di Indonesia menempati peringkat ke-4 pada 2021.
Laporan Pengembangan Keuangan Syariah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa ekonomi syariah terus mengalami pertumbuhan signifikan pada 2022. Total aset dari industri keuangan non-bank syariah mencapai Rp146,12 triliun (US$9,3 miliar), dengan pertumbuhan aset sebesar 20,88%.
Asuransi jiwa syariah menyumbang 5,62% dari pangsa pasar, menunjukkan potensi pasar yang signifikan.
Sejalan dengan peluang besar tersebut, Allianz Indonesia meluncurkan Allianz Syariah sebagai entitas terpisah pada November 2023, dengan menawarkan produk-produk inklusif sesuai dengan nilai-nilai lokal.
Menurut Achmad K. Permana, Presiden Direktur Allianz Life Syariah Indonesia, perusahaan akan menonjolkan konsep tolong-menolong antar sesama dalam asuransi Syariah, di mana konsep tersebut erat kaitannya dengan budaya yang ditanamkan secara turun-temurun di Indonesia.
“Harapannya dengan nilai yang familiar ini, kami dapat lebih mudah memberikan pemahaman yang baik dan tepat terkait produk kami kepada masyarakat Indonesia baik umat Muslim dan non Muslim,” kata Permana kepada Insurance Asia.
Mengikuti prinsip-prinsip syariah
Permana menjelaskan perbedaan signifikan antara asuransi Syariah dan asuransi konvensional, dengan menyebut asuransi Syariah menekankan pada nilai-nilai inklusif dan universal, sehingga diharapkan dapat diterima oleh semua kalangan.
Dalam asuransi konvensional, misalnya, ketika seseorang mengalami bencana, mereka akan menerima manfaat sesuai dengan premi yang mereka bayarkan. Tetapi dalam asuransi Syariah, dia mengatakan ketika seorang nasabah membayar premi (kontribusi), maka dipastikan bahwa pembayaran kontribusi tersebut juga akan digunakan untuk membantu sesama peserta asuransi syariah, bahkan juga orang lain yang membutuhkan dengan adanya fitur wakaf dalam produk asuransi jiwa syariah.
"Komitmen kami adalah untuk menyediakan produk asuransi berbasis syariah yang memenuhi kebutuhan perlindungan nasabah. Meskipun kami secara dinamis beradaptasi dengan beragam kebutuhan masyarakat, namun kami akan selalu mengutamakan prinsip-prinsip syariah dalam setiap pengembangan produk," katanya.
Prinsip-prinsip ini akan mengikuti arahan Dewan Pengawas Syariah dan regulator, yaitu OJK. Selain itu, seluruh inovasi yang dilakukan oleh perusahaan juga akan didasarkan pada konsep ta'awun, tauhid, dan konsep melindungi antar peserta asuransi, kata Permana.
"Konsep-konsep ini juga sejalan dengan lima nilai inti yang kami terapkan dalam setiap aspek proses bisnis kami, yaitu Universal,Trustworthy, Security, Fairness, dan Collaborative,” kata Permana.
Langkah jangka pendek dan jangka panjang
Dalam memaksimalkan peluang industri syariah yang besar tersebut, Allianz Syariah akan menerapkan strategi jangka pendek dan jangka panjang.
Yang pertama, adalah dengan mengadakan berbagai kegiatan literasi keuangan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya memiliki perlindungan asuransi demi rencana masa depan mereka.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan dan Inklusi 2022 oleh OJK, rata-rata nasional tingkat literasi dan inklusi keuangan untuk keuangan syariah pada 2022 adalah 9,14% dan 12,12%, berturut-turut. Allianz Syariah melihat hal ini sebagai sebuah peluang untuk terus berperan dalam program literasi keuangan.
Kegiatan yang sudah dilaksanakan perusahaan adalah roadshow ke beberapa kota di Indonesia melalui “Gerakan Mengasuransikan 10.000 Masyarakat Indonesia". Gerakan ini telah dimulai sejak Allianz Syariah resmi beroperasi, salah satunya dengan memberikan akses perlindungan asuransi syariah secara gratis kepada 1.005 karyawan Badan Lingkungan Hidup Kota Bogor, Jawa Barat.
"Target kami adalah memperkenalkan asuransi syariah kepada masyarakat di berbagai daerah, komunitas, dan profesi, dan memberikan kesempatan kepada mereka yang belum memiliki asuransi untuk dapat merasakan secara langsung manfaat yang diberikan oleh asuransi syariah," kata Permana.
Selain itu, Allianz Syariah terus meningkatkan kualitas agen atau tenaga pemasarnya sebagai solusi terhadap tingkat literasi dan inklusi yang rendah dalam asuransi Syariah. Hal ini karena perusahaan menyadari bahwa agen memainkan peran penting dalam memberikan pemahaman yang tepat kepada nasabah mengenai produk asuransi yang sesuai.
"Kami secara rutin memberikan pelatihan komprehensif untuk memfasilitasi agen agar mereka dapat memberikan edukasi yang memadai dan akurat kepada nasabah," kata Permana.
Read more: Allianz Indonesia taps millennial agents and digitalisation to reach more customers
Dalam jangka panjang, Allianz Syariah akan berusaha meningkatkan pangsa pasar asuransi syariah di Indonesia melalui peluncuran produk yang tidak terbatas pada asuransi jiwa dan kesehatan tetapi juga memenuhi kebutuhan pengguna dan terus berinovasi dengan menyediakan layanan berbasis teknologi dan digitalisasi.
"Kami akan mengandalkan proses digitalisasi untuk memaksimalkan pengenalan konsep asuransi syariah, terutama di antara milenial dan Generasi Z, yang sudah lebih terliterasi dengan adaptasi digital, baik dalam hal channel penjualan maupun penggunaan media sosial," kata Permana.
Melalui channel digital ini, Allianz Syariah akan mengupayakan pemahaman yang lebih baik dan tepat terkait produk dan fitur asuransi Syariah sehingga penerimaan produk Syariah dapat menjadi lebih cepat dan lebih masif.
Tahun ini, Allianz Syariah menargetkan pertumbuhan bisnis positif dengan strategi perusahaan yang mendukung peningkatan literasi keuangan dan inklusi Syariah. Permana mengatakan ini termasuk "memfasilitasi solusi dan layanan asuransi jiwa dan kesehatan melalui kanal keagenan maupun bank dan terus mempermudah layanan pada nasabah melalui inovasi digital."