, Indonesia
1310 view s
Rista Qatrini Manurung, Director of Legal & Compliance at AIA Indonesia

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

Dengan studi Deloitte yang menunjukkan peningkatan 60% kasus penipuan (fraud) di industri asuransi selama dua tahun terakhir, AIA Indonesia tetap tenang sambil mengakui bahwa kasus-kasus tersebut semakin menumpuk. 

Sebab, sebagai salah satu perusahaan asuransi terbesar di Indonesia, AIA memiliki mekanisme anti-fraud yang tangguh dan terus meningkat. 

"AIA Indonesia terus memperkuat mekanisme kontrolnya untuk pencegahan, penegakan, dan penerapan strategi anti-penipuan. Dengan menerapkan kebijakan zero tolerance terhadap kasus fraud, AIA Indonesia bertujuan memberikan efek jera kepada karyawan dan tenaga pemasar, sehingga mengurangi fraud internal perusahaan,” kata Direktur Legal & Compliance PT AIA Financial (AIA Indonesia), Rista Qatrini Manurung kepada Insurance Asia.

Pemimpin asuransi ini menerapkan kerangka kerja manajemen risiko fraud yang mencakup penilaian risiko, metode pencegahan, deteksi, dan investigasi.

Jenis fraud

Rista menjelaskan AIA Indonesia mengidentifikasi jenis-jenis fraud berdasarkan pelaku: internal (karyawan), eksternal (nasabah, peretas, dan vendor), serta tenaga pemasar. 

Penipuan yang dilakukan oleh nasabah sering kali melibatkan pemberian informasi palsu atau pengajuan klaim asuransi fiktif. 

“Klaim fiktif ini tentu dapat merugikan perusahaan asuransi. Klaim penipuan, terutama klaim asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, dapat mempengaruhi kepercayaan publik terhadap industri asuransi,” kata Rista. 

Jenis penipuan lainnya yang kerap terjadi termasuk pemalsuan dokumen oleh nasabah,  tenaga pemasar, atau tenaga medis.

Strategi Utama 

Strategi utama AIA Indonesia untuk mencegah dan mendeteksi fraud melibatkan penguatan kontrol internal dan penilaian risiko yang komprehensif, termasuk evaluasi, pengujian, dan efektivitas kontrol internal. 

Upaya pencegahan dimulai dengan penyebaran kebijakan anti-fraud dan kode etik kepada seluruh karyawan dan tenaga pemasar melalui sesi pelatihan rutin. 

“Sistem penyaringan (Name Screening) untuk karyawan baru, tenaga pemasar, dan pemasok juga terus diperbarui untuk memeriksa latar belakang mereka,” kata Rista.

AIA Indonesia juga memeriksa Blacklist Database internal dan eksternal. Dalam hal ini, perusahaan memanfaatkan inovasi teknologi dalam berbagai proses dan kontrol internal, mulai dari pemeriksaan latar belakang karyawan dan tenaga pemasar hingga menggunakan AI dalam wawancara dengan calon agen. 

AIA Indonesia juga memanfaatkan analisa data dan machine learning untuk mendeteksi red flag atau penyimpangan dalam aktivitas pemasaran sebagai peringatan dini potensi fraud.

Sementara itu, E-KYC dan pemeriksaan liveness diterapkan dalam proses aplikasi asuransi jiwa dan perubahan data nasabah. Analisa data juga digunakan untuk memantau perilaku tenaga pemasar yang mungkin mengindikasikan penipuan. 

Selain itu, AIA Indonesia memiliki prosedur operasi standar dan penyidik yang terlatih serta memanfaatkan teknologi forensik untuk investigasi yang lebih mendalam. 

Strategi-strategi yang diterapkan ini telah menghasilkan hasil yang sukses. “Pada 2023, AIA Indonesia mendeteksi potensi penipuan oleh tenaga pemasar dalam program pembiayaan. Deteksi ini adalah hasil dari analisa data yang menemukan beberapa anomali yang tidak konsisten dengan perilaku tenaga pemasar. Analisis ini menunjukkan beberapa area penipuan yang dapat merugikan perusahaan. Kami dengan cepat memitigasi kerugian perusahaan dan melakukan investigasi,” kata Rista. 

Menurut Direktur Legal & Compliance tersebut, manajemen fraud yang efektif dapat mengurangi risiko finansial dan reputasi bagi AIA Indonesia. “Penipuan dapat merusak kepercayaan pihak eksternal seperti nasabah dan investor. Sementara itu, pengendalian penipuan dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap industri asuransi,” katanya.

Tantangan dan prospek

Dalam menangani fraud, AIA Indonesia, sebut Rista, masih menghadapi tantangan seperti limitasi data dan informasi yang diperlukan.

“Selain itu untuk menghadapi jumlah fraud yang meningkat, diperlukan biaya dan resources untuk melakukan analisa dan investigasi. Memiliki investigator dengan skill yang mumpuni juga masih menjadi tantangan. Dalam pemanfaatan teknologi dalam mendeteksi fraud masih memiliki tantangan seputar kualitas data yang tersedia,” katanya.

Rista menambahkan dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya pemahaman masyarakat tentang produk asuransi, perusahaan asuransi perlu mengantisipasi tren peningkatan fraud.

“Dalam hal ini, AIA Indonesia melihat pentingnya untuk bisa melakukan deteksi dini melalui pemanfaatan dan peningkatan teknologi,” katanya.

Lebih lanjut, penting untuk melakukan evaluasi berkala terhadap kesesuaian sistem pengendalian dan kerangka deteksi fraud yang terkini serta melakukan perbaikan secara berkala.

“Tidak kalah penting adalah menjalin komunikasi dan saling sharing dengan sesama peers di industri serta komunikasi yang kuat dengan regulator untuk memperkuat langkah-langkah pencegahan fraud dan penegakan hukum terhadap kasus tersebut,” katanya.

 

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.