, Singapore
536 views

Bagaimana GIA melindungi pelaku UKM dari ancaman siber?

Hanya 17% UKM yang terlindungi dari ancaman siber.

Sekitar 99% dari 560.000 bisnis yang  terdaftar di Singapura dikategorikan dalam usaha kecil dan menengah (UKM). Dari UKM ini, hanya 17% yang diasuransikan terhadap serangan ransomware. Itu berarti hanya sekitar 94.000 UKM yang siap menghadapi ancaman siber, risiko terbesar bagi bisnis di era digital ini, seperti yang diperingatkan oleh General Insurance Association of Singapore (GIA).

Dalam sebuah wawancara dengan Insurance Asia, President GIA Ronak Shah mengatakan kurangnya kesadaran di kalangan UKM adalah alasan utama yang membuat mereka tidak dapat melindungi diri mereka secara memadai.

“Mereka tidak tahu seberapa parah dampaknya saat ada kejahatan siber terjadi, berapa biaya yang harus mereka keluarkan. Berapa banyak data yang akan hilang? Apakah mereka akan kehilangan akses ke klien mereka? Apakah bisnis mereka akan tutup?,” kata Ronak menjelaskan.

Klaim Ronak didukung oleh QBE Singapura melaporkan bahwa  hanya 45% UKM yang mengetahui asuransi siber. Tetapi apa yang lazim di sebagian besar organisasi di Singapura adalah mereka percaya diri serangan siber tidak akan terjadi pada mereka

BACA LEBIH LANJUT: Longer life is a potential financial nightmare for Singaporeans

“62% UKM telah mengindikasikan mereka akan memprioritaskan hal-hal lain, daripada terlindungi oleh asuransi,” kata Ronak.

Cyber hygiene

GIA telah tiada henti dalam mempromosikan dan mengadvokasi kolaborasi publik, swasta, dan lintas sektor yang lebih besar. Melalui promosi dan advokasi ini, pemahaman yang lebih komprehensif tentang risiko siber di seluruh industri akan dibangun, dengan tujuan utama memberikan proposisi siber yang berharga untuk melindungi bisnis yang rentan.

Yang diinginkan Ronak adalah asuransi siber diberlakukan wajib di Singapura.

“Tidak berbeda ketika Anda mengendarai mobil, Anda harus memiliki asuransi kendaraan. Jika Anda menggunakan komputer dan Anda terhubung ke internet, yang hampir dimiliki semua orang, maka kebutuhan akan asuransi siber menjadi sangat besar,” katanya.

“Cyber hygiene, atau memiliki pendekatan yang tepat terhadap keamanan siber, harus menjadi prioritas utama bagi UKM. Kemudian mereka dapat memperkuatnya dengan penggunaan asuransi. Di sinilah asuransi siber berperan,” kata dia menjelaskan.

Rencana keseluruhan GIA

Selain fokus mendorong kesadaran asuransi siber, Ronak yang memimpin GIA pada awal 2022 juga akan mendorong peningkatan budaya dan standar perilaku di industri asuransi.

Insurance Culture and Conduct Steering Committee Singapura menerbitkan tiga makalah pada 2022 yang memberikan pedoman praktik terbaik dan inisiatif yang direkomendasikan bagi para pemangku kepentingan dalam ekosistem asuransi untuk meningkatkan budaya dan standar perilaku perusahaan asuransi, perantara, karyawan, dan ekosistem asuransi.

Ronak mengatakan makalah keempat untuk perantara asuransi umum sudah dalam proses dan diharapkan terbit pada akhir tahun.

“Sektor ini juga akan bekerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja untuk menerapkan peningkatan cakupan asuransi kesehatan untuk izin kerja, dan untuk pemegang S-pass. Peningkatan ini akan berusaha meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pekerja asing di Singapura. Kami juga bermitra erat dengan kementerian, memastikan implementasi model asuransi kesehatan yang disempurnakan dan bertujuan meluncurkannya menjelang akhir 2022,” kata Ronak.

Follow the link for more news on

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.