Perusahaan asuransi memanfaatkan big data untuk produk baru mereka
Total aset dari 50 perusahaan asuransi terbesar turun 6,47% menjadi $ 217b pada tahun 2019.
Pan Island Expressway (PIE), secara khusus melenggang ke wilayah timur dekat Adam Road yang menurut alat data yang dikembangkan oleh perusahaan asuransi jiwa AXA Singapura, diidentifikasi sebagai tempat paling berbahaya bagi para pengendara di Singapura. Ini menguatkan klaim untuk memetakan tempat dengan tingkat kecelakaan tinggi di negara ini, sebagai bagian dari dorongan untuk menggunakan lebih banyak data untuk membantu perusahaan asuransi terhubung dengan pelanggan secara lebih baik.
Survei tahunan Singapore Business Review terhadap sektor asuransi mengungkapkan total aset dari 50 penyedia asuransi terbesar pada 2018 setara dengan $ 217b, penurunan 6,47% dari tahun lalu $ 232b. Lima perusahaan asuransi terbesar tidak berubah. Great Eastern Life Assurance bertahan di posisi teratas dengan total aset $ 51b, naik dari $ 49b pada 2017. AIA Singapura berakhir di tempat kedua dengan penurunan 2,27% dalam total aset dari $ 44b menjadi $ 43b. Asuransi Prudential Co. Singapura menempati posisi ketiga dengan total aset $ 38b. NTUC Income Insurance Co-operative Limited berada di urutan keempat dengan total aset $ 35b, dan Manulife Singapore berada di peringkat lima besar dengan total aset $ 11b, meningkat 22% pada 2018 dari $ 9b pada 2017.
Meskipun nilai aset menyusut, para pemain besar terus memprioritaskan digitalisasi penawaran mereka. Chief customer and operations officer AXA, Jeremy Ong, mengatakan program Give Data Back perusahaan asuransi bertujuan untuk membantu pengendara lebih memahami risiko yang akan mereka hadapi di jalan-jalan di Singapura dengan berbagi data, seperti frekuensi terjadinya kecelakaan motor dan biaya rata-rata klaim kecelakaan motor.
Menurut situs webnya, program ini menampilkan data kuantitatif yang mencakup cedera tubuh dan kerusakan kendaraan untuk individu pribadi dari 2015 hingga 2017. Ini juga menskala data kecelakaan dalam spesifik lokasi AXA untuk mencocokkan data dari Kepolisian Singapura. Perusahaan asuransi juga menawarkan pelatihan dalam pemrograman dasar Python dan analisis Tableau, serta membimbing tim data dan aktuaria mereka.
Mereka juga bermitra dengan startup lain seperti mobilityX, sebuah startup yang didukung oleh operator transportasi lokal seperti, SMRT dan Toyota Tsusho untuk menyediakan perlindungan asuransi bagi pengguna melalui aplikasi transportasi all-in-one Zipster. "Aplikasi ini memungkinkan penumpang di Singapura untuk merencanakan, memesan, dan membayar perjalanan mereka di berbagai moda transportasi termasuk bus, kereta api, perangkat mobilitas bersama, kendaraan sewaan pribadi dan layanan berbagi mobil," kata Ong. Perusahaan asuransi juga berkolaborasi dengan aplikasi pedagang Carousell untuk memungkinkan pelanggan membeli asuransi mobil dan sepeda motor bekas beserta dokumennya dalam waktu lima menit. Inisiatif ini diluncurkan pada Januari 2019.
Perjalanan hidup Anda tercantum dalam data
Tetapi AXA bukan satu-satunya perusahaan asuransi yang memanfaatkan data untuk memenuhi kebutuhan spesifik konsumen. Great Eastern Life menggunakan data untuk membantu pelanggannya memvisualisasikan perjalanan hidup mereka, ucap managing director for group marketing, Colin Chan. Alat perencanaan keuangan GreatAdvice, yang mereka gulirkan pada bulan April 2019 ke basis 1,6 juta pelanggan mereka, menyederhanakan orientasi klien dengan agen yang memindai Kartu Identitas Registrasi Nasional (NRIC) klien menggunakan iPad, sehingga mengurangi waktu dalam aplikasi hingga 20%.
Inisiatif lain yang diluncurkan pada Mei 2019 adalah GREAT Family Care, yang digambarkan Chan sebagai "rencana perlindungan penyakit kritis pertama yang ada di pasar, mencakup tiga generasi dalam keluarga lewat satu kebijakan" dan memberikan cakupan untuk para orang tua tanpa penjaminan yang diperlukan. Untuk premi sebesar $ 103 per bulan sudah termasuk pertanggungan gratis anak-anak untuk saat ini dan untuk di masa depan hingga usia 18 tahun, hingga $ 100.000 untuk 53 penyakit kritis dan 25 kondisi remaja, termasuk asma dan epilepsi.
Asuransi dunia maya
Sementara sebagian besar penawaran masih memenuhi segmen bisnis terbesar, produk-produk baru tentang keamanan siber dan perubahan iklim sekarang berada pada tahap awal dari siklus pengembangan mereka. Ho Kai Weng, chief executive General Insurance Association of Singapore, mencatat bahwa lebih banyak perusahaan asuransi telah berkomitmen untuk mengembangkan program cyber afirmatif. Hal ini bermaksud memperjelas apakah suatu kebijakan mencakup risiko yang terkait dengan dunia maya atau tidak.
Namun, produk-produk ini masih dalam tahap awal dalam siklus pengembangan, dan persepsi serta pengambilan kebijakan ini masih rendah di Singapura dan secara global, tambah Ho.
Perusahaan asuransi yang telah mengembangkan produk keamanan siber antara lain, AXA, Tokio Marine, dan AIG. Contohnya, TM Cyber 365 milik Tokio Marine yang menyediakan cakupan untuk pemulihan sistem dan data serta perlindungan terhadap ancaman dunia maya, tetapi tidak untuk kerusakan perangkat keras dan kerusakan fisik yang membahayakan keamanan kelompok.