AM Best: Prospek asuransi non-jiwa di Indonesia suram
Meski begitu, masih ada pertumbuhan yang diharapkan karena ekspansi ekonomi Indonesia.
Prospek asuransi non-jiwa Indonesia tetap cenderung negatif karena meningkatnya risiko kredit reasuransi dan potensi tekanan pada margin underwriting, menurut proyeksi AM Best.
Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya reasuransi, cakupan perlindungan yang lebih ketat, dan melemahnya kekuatan keuangan perusahaan reasuransi dalam negeri, akibat kerugian yang signifikan di berbagai lini asuransi.
Ketika pasar reasuransi semakin sulit perusahaan asuransi primer diperkirakan akan menghadapi tantangan dalam mempertahankan margin underwriting.
Sebagai respons terhadap biaya reasuransi yang lebih tinggi, perusahaan asuransi di Indonesia mungkin memilih untuk menaikkan tingkat retensi mereka, namun keputusan ini meningkatkan ketidakstabilan pendapatan dan membuat mereka menghadapi risiko bencana yang lebih besar, mengingat kerentanan negara ini terhadap bencana alam.
ALSO READ: Insurance sector to take on carbon exchange opportunities in Indonesia: Report
Faktor-faktor tambahan yang berkontribusi terhadap prospek negatif ini termasuk kerugian underwriting pada lini asuransi kredit, pertumbuhan premi yang lebih lambat pada asuransi properti, dan peningkatan klaim asuransi kesehatan.
“Indonesia masih merupakan pasar berkembang dengan penetrasi asuransi non-jiwa yang relatif rendah. AM Best mengharapkan perusahaan asuransi di Indonesia untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan cakupan, serta menjajaki berbagai saluran distribusi untuk menutup kesenjangan dan menghasilkan pertumbuhan premi yang kuat dalam jangka panjang” kata AM Best dalam sebuah pernyataan.
Namun demikian, dalam jangka panjang, AM Best mengantisipasi pertumbuhan di segmen asuransi non-jiwa karena ekspansi perekonomian Indonesia dan terus berkembangnya pasar asuransi, yang akan berdampak pada peningkatan penetrasi asuransi non-jiwa.