Industri asuransi jiwa Indonesia tumbuh menjadi $17,4 miliar pada 2025
Setelah rebound pada 2021, industri ini siap untuk lintasan pertumbuhan besar-besaran.
Industri asuransi jiwa di Indonesia diperkirakan akan tumbuh pada Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 8,9% dari $11,8 miliar (IDR173 triliun) pada 2020 menjadi $17,4 miliar (IDR265.3 triliun) pada 2025, dilansir oleh GlobalData.
Setelah turun 6,5% pada 2020 menjadi $11,8 miliar (IDR173 triliun) dari $13 miliar (IDR185,1 triliun) pada 2019, industri tersebut pulih pada 2021 didukung oleh lingkungan ekonomi makro yang stabil yang dipimpin oleh kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif dari pemerintah. Tren ini diperkirakan akan berlanjut pada 2022 dengan industri asuransi jiwa Indonesia tumbuh sebesar 8,5%.
GlobalData memperkirakan bahwa industri asuransi jiwa di tanah air siap untuk pemulihan yang kuat pada t2022 didorong oleh peningkatan kesadaran asuransi akibat pandemi COVID-19 dan membaiknya kondisi ekonomi.
Para pemimpin pertumbuhan
Laporan GlobalData mengungkapkan bahwa endowment adalah lini bisnis terkemuka di industri asuransi jiwa Indonesia, menyumbang lebih dari 82% dari premi bruto atau gross written premium (GWP) pada 2020. Pengembalian pasar yang stabil untuk produk unit-link meskipun perlambatan yang disebabkan oleh pandemi pada 2020 dan 2021 mendukung permintaan akan produk-produk endowment.
Pada 2020, regulator mengizinkan banyak perusahaan asuransi untuk menjual produk unit-link secara online, sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas dan membantu pertumbuhan. Faktor-faktor tersebut akan terus mendukung asuransi endowment yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 8,2% pada 2022.
Sementara itu, produk asuransi proteksi, seperti term life dan personal accident and health (PA&H), secara kolektif menyumbang 15% dari GWP asuransi jiwa di 2020. Kedua lini ini diperkirakan akan mencatat pertumbuhannya masing-masing sekitar 9% di 2022.
GlobalData mengatakan asuransi PA&H di Indonesia sebagian besar dijual sebagai tambahan pada skema asuransi kesehatan universal milik pemerintah. Sementara skema universal mencakup biaya perawatan kesehatan dasar, asuransi tambahan mencakup biaya perawatan kesehatan yang tersisa hingga batas polis dan menyediakan fasilitas tambahan seperti waktu tunggu yang lebih singkat. Sekitar 10% dari populasi di negara ini memanfaatkan asuransi tambahan.
“Pertumbuhan dalam perawatan kesehatan swasta, serta daya tarik dalam layanan kesehatan jarak jauh, akan muncul sebagai pendorong pertumbuhan utama untuk asuransi PA&H. Dengan meningkatnya populasi berpenghasilan tinggi dan orang-orang yang mencari perawatan kesehatan swasta, perusahaan asuransi mengembangkan produk asuransi kesehatan premium. Perusahaan asuransi juga meningkatkan kemitraan dengan penyedia layanan kesehatan digital untuk meningkatkan cakupannya,” kata GlobalData.