, Indonesia
532 views

Igloo berikan solusi keterjangkauan dan aksesibilitas asuransi di Indonesia

Mereka menargetkan pertumbuhan tiga kali lipat melalui peluncuran produk dan kerja sama di 2023.

Ketika Igloo masuk ke pasar Indonesia melalui kolaborasi antara Sompo Indonesia dengan Axinan pada pertengahan 2019, mereka ingin memposisikan diri sebagai insurtech yang bisa menjawab kebutuhan mikro nasabah serta mudah diakses. Sebab, affordability dan accessibility  menurut Igloo masih menjadi tantangan utama di Indonesia.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada 2021 baru mencapai 3,18%. Kemudian dari sisi pertumbuhan pendapatan premi di sektor asuransi pada Januari-November 2022 hanya tumbuh sebesar 0,44% dibandingkan periode di tahun sebelumnya. Kehadiran insurtech dengan inovasi teknologinya diharapkan bisa mendorong peningkatan penggunaan produk asuransi yang masih rendah tersebut.

“Igloo memiliki produk asuransi mikro yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan unik atau mikro nasabah, sehingga memiliki biaya yang lebih terjangkau. Selain itu Igloo juga menerapkan model asuransi embedded yang dapat diakses melalui platform digital yang sudah sering digunakan di Indonesia,” kata Henry Mixson, Indonesia Country Manager kepada Insurance Asia.

Igloo berpartner dengan dompet digital DANA dalam menyediakan produk asuransi ‘Gadget dan Gamer’s Health Protection’ serta e-commerce Bukalapak untuk menawarkan beberapa produk asuransi seperti untuk transit, elektronik dan good protection.

Igloo memandang sebagian besar asuransi di Indonesia masih menggunakan cara tradisional yang bisa memakan waktu lama sehingga insurtech ini ingin mempercepat proses asuransi dari penemuan produk hingga penyelesaian klaim melalui satu platform digital atau model asuransi embedded. 

Model ini, kata Henry memungkinkan Igloo untuk bergerak lebih cepat dalam mengembangkan produk asuransi baru untuk berintegrasi, sehingga menghasilkan waktu penyelesaian yang lebih singkat dibandingkan pemain asuransi tradisional.

“Kami melihat bahwa proses penyelesaian klaim masih menjadi isu lain yang sering dihadapi masyarakat Indonesia. Dalam penyelesaian klaim, keterlambatan bisa disebabkan karena penilaian kerusakan secara manual, contested claim, dan taktik penyelesaian klaim yang abusif,” kata Henry.

Oleh karena itu, Igloo menerapkan smart-claims management systems yang membuat proses klaim asuransi lebih efisien dan mengurangi proses manual. “Dengan memanfaatkan manajemen big data ditambah machine learning dan AI, kami dapat melakukan penilaian risiko untuk mengurangi klaim yang anti-selection, false positive, dan klaim yang menipu,” katanya.

Inovasi Igloo di  Indonesia

Untuk memberikan produk asuransi yang mudah diakses, Igloo meluncurkan Ignite by Igloo di Indonesia pada tahun lalu. Indonesia menjadi negara kedua tempat peluncuran produk ini setelah Vietnam.

Ignite by Igloo merupakan platform yang didukung AI untuk meningkatkan produktivitas mitra penjual asuransi. Platform ini menyediakan beberapa layanan dalam satu aplikasi, yang memudahkan mitra untuk mengakses, menyatukan data penjualan dan data nasabah, memberikan pembaruan secara real-time pada nasabah termasuk klaim, penyelesaian dan pembaruan polis, serta membantu membandingkan produk sehingga bisa menawarkan produk asuransi yang dibutuhkan nasabah. “Misalnya ada fitur FastQuote, yang bisa mempersingkat alur pembelian dengan menghitung premi dan menciptakan penawaran harga dalam sekian detik yang mempercepat laporan mitra,” kata Henry

Menurutnya peluncuran platform Ignite ini dilatarbelakangi oleh banyaknya perusahaan asuransi  yang sudah mendigitalkan operasionalnya, namun belum menjangkau mitra penjual asuransi mereka, yang masih bekerja secara manual sehingga Igloo ingin mempercepat proses kerja mitra tersebut.

Membuat produk asuransi yang mudah diakses, juga dilakukan Igloo dengan menjalin kerja sama dengan platform e-wallet yang menurut Lembaga riset Populix paling banyak digunakan  di Indonesia nomor dua yaitu DANA dalam produk asuransi “Mobile  Phone Screen dan Gamer’s Protection’. Produk ini bisa diakses secara eksklusif melalui aplikasi DANA. Kerja sama ini, kata Henry menyediakan akses asuransi mikro yang terjangkau dan mudah terutama kepada pengguna ponsel dan pemain e-sport yang jumlahnya terus meningkat. Industri game global, catat Igloo sedang meningkat dan Asia Tenggara menyumbang lebih dari 50% pertumbuhan tersebut.

Asuransi “Gamer’s Protection’ ini ditawarkan dengan harga terjangkau yaitu Rp1.000 dan bisa memberikan manfaat sampai Rp1 juta untuk serangan jantung atau sindrom carpal tunnel. Peluncuran produk ini didasarkan pada kegemaran masyarakat Indonesia yang rata-rata bisa menghabiskan 8,5 jam setiap pekannya untuk bermain gim, sehingga dikhawatirkan dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan masalah kesehatan.

Nasabah dapat memperoleh perlindungan untuk diri mereka atau anak-anak mereka melalui aplikasi DANA di mana nasabah akan diarahkan untuk memilih manfaat yang sesuai gaya hidup mereka. Produk ‘Gamer’s Protection ini baru saja mendapat penghargaan ‘Product of The Year’ oleh Insurance Asia Award 2022.

Apa selanjutnya bagi Igloo?

Ke depan, Igloo melihat kemungkinan untuk meluncurkan  Weather Index Insurance di Indonesia yang sudah lebih dulu diluncurkan di Vietnam. Produk ini menggunakan blockchain berbasis smart contract untuk mengotomatisasi pembayaran asuransi menggunakan nilai yang telah ditetapkan sebelumnya untuk kerugian akibat cuaca dan bencana alam.

“Kami sedang melihat kemungkinan menerapkan inovasi ini di Indonesia, sebagai negara dengan lumbung padi terbesar ke-3 di dunia, untuk mendukung para petani padi dan produk specialty Indonesia seperti kopi yang belum diasuransikan,” kata Henry.

Igloo, masih mencari mitra yang tepat sebelum meluncurkan produk ini di Indonesia. Sebelumnya, Weather Index Insurance telah diluncurkan di Vietnam dengan premi sebesar $9/hectare dan cakupan area minimal 0,1 hektar.

Dia menambahkan inovasi produk yang diluncurkan Igloo dilakukan melalui kombinasi riset pasar dan permintaan dari mitra distribusi digital. “Setelah kami mengidentifikasi permasalahan yang ada kami lalu menemukan peluang untuk meningkatkan produk ini keluar dan mendorongnya ke agenda asuransi inklusif kami di kawasan,” katanya.

Igloo berencana memperluas kemitraan, dengan berbagai sektor seperti telekomunikasi, keamanan siber, e-commerce, perjalanan dan jasa keuangan. Saat ini, Igloo sudah memiliki kerja sama yang kuat dengan lebih dari 55 perusahaan di 7 negara di Asia Tenggara, di mana menurut Igloo, tingkat underinsurance di kawasan itu cukup tinggi. Dengan kesenjangan asuransi di Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina sebesar $23 miliar.

Untuk terus berekspansi, insurtech ini akan terus berusaha menumbuhkan tim, fokus pada konsolidasi tim di masing-masing negara, serta fokus pada proses dan produk asuransi. “Saya tidak akan mengatakan tidak ada tantangan dalam mengembangkan inovasi. Namun, kami melihat inovasi sebagai peluang kami di tengah asuransi tradisional. Kami berusaha merilis produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan nasabah,” katanya. 

Sejak 2019, Igloo telah mendistribusikan lebih dari 300 juta polis dan telah meningkatkan premi bruto 30 kali. Di Indonesia, Igloo menargetkan pertumbuhan perusahaan tiga kali lipat di tahun ini, melalui peluncuran produk, menjalin kerja sama dengan lebih banyak mitra distribusi dan memenuhi lebih banyak kebutuhan nasabah.

“Kami akan bekerja keras menjangkau lebih banyak nasabah, meningkatkan efisiensi untuk harga, dan melindungi nasabah dari risiko. Dengan kemajuan adopsi teknologi kami, maka kami dapat menawarkan produk asuransi yang tidak konvensional tetapi sesuai permintaan,” kata Henry.

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.

AM Best: PT Asuransi Tugu Pratama mempertahankan kinerja operasional yang kuat

Perusahaan asuransi Indonesia ini diperkirakan akan memiliki underwriting yang volatile dalam jangka pendek hingga menengah.

Memimpin dan tertinggal: perjalanan AI yang penuh konflik di asuransi Asia Pasifik pada 2024

Meskipun investasi AI mencapai 23,93% dari total pasar, 41% perusahaan di Asia Pasifik masih bergantung pada teknologi yang ketinggalan zaman, menghambat efisiensi dan skalabilitas.

Manulife Investment, mitra Indonesia untuk pembangunan infrastruktur

Terdapat permintaan yang meningkat untuk properti logistik karena pasar e-commerce Indonesia tumbuh dengan cepat.

Asuransi melonjak berkat lonjakan wisatawan Hong Kong

CEO Jim Qin dari Zurich Insurance menyatakan tren liburan yang panjang pada warga Hong Kong di 2023, meningkatkan penjualan asuransi perjalanan.