Asuransi jiwa Indonesia akan mencapai $12,1 miliar GWP pada 2028
Asuransi endowment diperkirakan akan menurun sebesar 7,0% pada 2024.
Industri asuransi jiwa Indonesia diperkirakan akan tumbuh secara stabil, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 3,8% dari 2024 hingga 2028, mencapai $12,1 miliar dalam bentuk premi bruto tertulis (GWP), menurut GlobalData.
Proyeksi pertumbuhan ini mengikuti penurunan yang dimulai pada 2022 dan diperkirakan akan berlanjut hingga 2024, terutama karena penurunan penjualan polis asuransi endowment.
“Industri asuransi jiwa Indonesia diperkirakan akan menurun sebesar 2,0% pada 2024, setelah menyaksikan penurunan sebesar 5,4% pada 2023. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan penurunan penjualan produk asuransi yang terkait investasi akibat meningkatnya volatilitas di pasar keuangan global, serta penurunan premi baru karena perubahan preferensi konsumen,” kata Manogna Vangari, Analis Asuransi di GlobalData, dalam siaran pers.
“Namun, industri ini diperkirakan akan berbalik pada 2025, didorong oleh peningkatan permintaan untuk polis asuransi jiwa tradisional dan perubahan dalam faktor demografi negara,” tambah Vangari.
Asuransi endowment, produk terbesar di pasar, diperkirakan akan menurun sebesar 7,0% pada 2024, setelah mengalami penurunan sebesar 10,9% pada 2023 yang disebabkan oleh volatilitas pasar dan pengembalian yang lebih rendah.
ALSO READ: Indonesia's vehicle sales drop risks finco asset quality
Pada Januari 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia memperkenalkan pedoman untuk pengawasan pemasaran produk asuransi yang terkait dengan investasi. Pedoman ini mencakup perlindungan data konsumen, hak dan kewajiban konsumen, transparansi terkait biaya dan komisi untuk agen pemasaran, serta prosedur penanganan keluhan dan penyelesaian sengketa.
Namun, rencana asuransi tradisional jangka panjang dan perlindungan semakin populer di kalangan nasabah, dengan pedoman yang diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan nasabah dan mendukung pertumbuhan asuransi endowment dalam jangka panjang, diproyeksikan dengan CAGR sebesar 1% dari 2024 hingga 2028.
Asuransi Kecelakaan dan Kesehatan Pribadi (PA&H), produk terbesar kedua, diperkirakan akan tumbuh sebesar 13,1% pada 2024, didukung oleh peningkatan kesadaran kesehatan dan perubahan demografis, termasuk masyarakat yang menua dan harapan hidup yang tinggi.
Asuransi PA&H diperkirakan akan tumbuh dengan CAGR sebesar 10,8% dari 2024 hingga 2028.
Asuransi jiwa berjangka, produk terbesar ketiga, diperkirakan akan tumbuh sebesar 9,8% pada 2024, didorong oleh populasi yang menua dan pendapatan yang dapat dibelanjakan yang meningkat.
Pengembangan produk baru, seperti rencana asuransi berjangka yang terjangkau, juga berkontribusi pada pertumbuhan, dengan CAGR yang diproyeksikan sebesar 7,9% dari 2024 hingga 2028.
Produk anuitas umum, asuransi jiwa seumur hidup, dan pensiun diharapkan secara kolektif menyumbang 4,0% dari pangsa GWP pada 2024.
“Peningkatan kesadaran akan perlindungan finansial, peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan, perubahan faktor demografis, serta perkembangan regulasi dan produk yang mendukung diharapkan dapat mendukung pertumbuhan industri asuransi jiwa di Indonesia selama lima tahun ke depan,” kata Vangari.