, Indonesia
646 views
/Aditya Nara from Unsplash

Asuransi jiwa Indonesia akan mencapai $12,1 miliar GWP pada 2028

Asuransi endowment diperkirakan akan menurun sebesar 7,0% pada 2024.

Industri asuransi jiwa Indonesia diperkirakan akan tumbuh secara stabil, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 3,8% dari 2024 hingga 2028, mencapai $12,1 miliar dalam bentuk premi bruto tertulis (GWP), menurut GlobalData.

Proyeksi pertumbuhan ini mengikuti penurunan yang dimulai pada 2022 dan diperkirakan akan berlanjut hingga 2024, terutama karena penurunan penjualan polis asuransi endowment.

“Industri asuransi jiwa Indonesia diperkirakan akan menurun sebesar 2,0% pada 2024, setelah menyaksikan penurunan sebesar 5,4% pada 2023. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan penurunan penjualan produk asuransi yang terkait investasi akibat meningkatnya volatilitas di pasar keuangan global, serta penurunan premi baru karena perubahan preferensi konsumen,” kata Manogna Vangari, Analis Asuransi di GlobalData, dalam siaran pers.

“Namun, industri ini diperkirakan akan berbalik pada 2025, didorong oleh peningkatan permintaan untuk polis asuransi jiwa tradisional dan perubahan dalam faktor demografi negara,” tambah Vangari.

Asuransi endowment, produk terbesar di pasar, diperkirakan akan menurun sebesar 7,0% pada 2024, setelah mengalami penurunan sebesar 10,9% pada 2023 yang disebabkan oleh volatilitas pasar dan pengembalian yang lebih rendah.

ALSO READ: Indonesia's vehicle sales drop risks finco asset quality

Pada Januari 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia memperkenalkan pedoman untuk pengawasan pemasaran produk asuransi yang terkait dengan investasi. Pedoman ini mencakup perlindungan data konsumen, hak dan kewajiban konsumen, transparansi terkait biaya dan komisi untuk agen pemasaran, serta prosedur penanganan keluhan dan penyelesaian sengketa.

 

Namun, rencana asuransi tradisional jangka panjang dan perlindungan semakin populer di kalangan nasabah, dengan pedoman yang diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan nasabah dan mendukung pertumbuhan asuransi endowment dalam jangka panjang, diproyeksikan dengan CAGR sebesar 1% dari 2024 hingga 2028.

Asuransi Kecelakaan dan Kesehatan Pribadi (PA&H), produk terbesar kedua, diperkirakan akan tumbuh sebesar 13,1% pada 2024, didukung oleh peningkatan kesadaran kesehatan dan perubahan demografis, termasuk masyarakat yang menua dan harapan hidup yang tinggi.

Asuransi PA&H diperkirakan akan tumbuh dengan CAGR sebesar 10,8% dari 2024 hingga 2028.

Asuransi jiwa berjangka, produk terbesar ketiga, diperkirakan akan tumbuh sebesar 9,8% pada 2024, didorong oleh populasi yang menua dan pendapatan yang dapat dibelanjakan yang meningkat.

Pengembangan produk baru, seperti rencana asuransi berjangka yang terjangkau, juga berkontribusi pada pertumbuhan, dengan CAGR yang diproyeksikan sebesar 7,9% dari  2024 hingga 2028.

Produk anuitas umum, asuransi jiwa seumur hidup, dan pensiun diharapkan secara kolektif menyumbang 4,0% dari pangsa GWP pada 2024.

“Peningkatan kesadaran akan perlindungan finansial, peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan, perubahan faktor demografis, serta perkembangan regulasi dan produk yang mendukung diharapkan dapat mendukung pertumbuhan industri asuransi jiwa di Indonesia selama lima tahun ke depan,” kata Vangari.

Follow the link for more news on

Prudential, StanChart memperkuat 25 Tahun kemitraan bancassurance

Mereka memiliki kemitraan bancassurance terlama di Singapura dan Asia.

MSIG Asia dan RiskPoint mempertaruhkan asuransi energi terbarukan

Kawasan Asia-Pasifik berpotensi menarik investasi sebesar $3 triliun dalam pembangkitan listrik hingga 2033.

Kantor pusat Pru Life UK di Manila menerapkan kerja hibrida

Kantor ini memiliki area rekreasi dan kesehatan untuk membantu karyawan menyegarkan diri.

Etiqa meluncurkan produk asuransi takaful pertama di Singapura

Permintaan terhadap produk keuangan Islam dari Timur Tengah dan Asia Tenggara terus meningkat.

Perusahaan asuransi jiwa Singapura bidik pertumbuhan di 2025

Dorongan untuk solusi layanan kesehatan inovatif di tengah inflasi medis menjadi tantangan.