, Indonesia
1234 views
Sutadi, Marketing Director of BRI Life

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Prospek cerah untuk asuransi jiwa tahun ini mendorong BRI Life untuk mengoptimalkan segmen bancassurance. Sutadi, direktur pemasaran BRI Life, mengatakan kepada Insurance Asia bahwa perusahaan bertujuan untuk meningkatkan penetrasi bancassurance di segmen-segmen yang sudah ada sebesar 30% dan memperluas segmentasi nasabah ke sektor Ultra Mikro (Umi) untuk mengurangi risiko konsentrasi pendapatan di satu segmen saja.

Data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan bahwa jumlah jiwa atau orang  yang diasuransikan tumbuh sebesar 16,5% per tahun hingga September 2023.

Data tersebut sekaligus mencatat bahwa pendapatan premi tertinggi berasal dari kanal bancassurance dengan perolehan sebesar Rp77,13 triliun, dibandingkan pendapatan premi dari kanal keagenan sebesar Rp57,22 triliun dan kanal alternatif yang sebesar Rp43,31 triliun.

Bagi BRI Life, saluran bancassurance menyumbang 81% dari total pendapatan premi-nya pada November 2023. 

“Berdasarkan outlook AAJI 2024, sektor asuransi jiwa diestimasikan akan terjadi rebound pendapatan premi dari kondisi di tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi pendapatan premi secara total karena adanya tantangan terkait edukasi pasar terhadap produk asuransi dan Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai pengetatan penjualan produk unit linked,” kata Sutadi.

Tiga strategi

Fokus BRI Life selanjutnya adalah, menurut Sutadi, memperkuat posisinya sebagai perusahaan asuransi jiwa dengan melakukan perbaikan pada tiga hal: SDM, proses, dan produk.\

"Dalam hal SDM, anak perusahaan Bank BRI ini akan terus meningkatkan jumlah pemasar untuk memastikan bahwa layanan yang disediakan tersedia secara luas dan inklusif," katanya.

Per Agustus 2023, BRI Life memiliki sekitar 2.000 tenaga pemasar di kanal bancassurance di mana 60% dari jumlah tenaga pemasar itu berada di pulau Jawa sementara sisanya di luar Jawa.

Sementara, dari segi proses, “BRI Life akan terus memperbaiki layanan operasional dengan integrasi system dan penyediaan layanan kesehatan yang khusus ditujukan kepada nasabah mereka,” kata Direktur Pemasaran itu menjelaskan. Integrasi yang dimaksud adalah dengan super app buatan induk perusahaan yaitu “BRImo”

Kemudian, dari segi produk, BRI Life juga akan memperluas segmentasi nasabah yang dituju ditunjang dengan ketersediaan produk pada segmen yang ditargetkan dan kesesuaian produk dengan kebutuhan nasabah.

“Pendekatan layanan secara inklusif kepada calon nasabah melalui produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka merupakan salah satu upaya kami agar nasabah dapat merasakan manfaat nyata dari ekosistem asuransi,” kata Sutadi.

Ada beberapa segmen yang dituju oleh BRI Life, yaitu segmen mikro, ritel, dan prioritas. Untuk segmen nasabah mikro, BRI Life misalnya menyediakan produk asuransi mikro Asuransi Mikro Kecelakaan, Kesehatan, dan Meninggal Dunia (AMKM) dengan premi Rp50.000 per tahun. Produk asuransi AMKM ini dipasarkan oleh agen BRILink yang tersebar di banyak lokasi termasuk di warung-warung.

Sementara, segmen nasabah ritel BRI Life disediakan asuransi jangka yang lebih lama yaitu proteksi dalam kurun waktu 5 tahun. Produk ini dibuat dengan BRI Life menyadari nature nasabah bank yang menginginkan jangka waktu yang tidak terlalu lama.

Untuk segmen nasabah prioritas adalah nasabah middle hingga upper yang mendapatkan fasilitas dan kemudahan untuk mendukung gaya hidup mereka. Misalnya untuk produk asuransi yang ditujukan pada nasabah prioritas adalah asuransi yang disertai cover untuk critical illness serta produk asuransi jiwa yang disertai investasi.

Sinergi 

Direktur Pemasaran BRI Life tersebut mengatakan luasnya jaringan kerja BRI serta jumlah nasabah bank tersebut yang begitu banyak merupakan dorongan bagi BRI Life untuk terus memberikan layanan terbaik bagi nasabah.

“Sinergi dengan BRI dilakukan melalui penempatan tenaga pemasar yang berdampingan dengan kantor BRI untuk menjangkau nasabah secara inklusif,” katanya.

Selain itu, kata Sutadi, BRI Life juga terus meningkatkan integrasi system dengan BRI agar layanan yang diberikan semakin efektif dan efisien bagi nasabah,

Sepanjang 2023, BRI Life membukukan pertumbuhan laba bersih hingga 64,3% secara tahunan menjadi Rp501,12 miliar dari periode sebelumnya yang sebesar Rp305 miliar.

Rasio permodalan PT Asuransi BRI Life masih kuat, di mana hingga Desember 2023, BRI Life mencatat Risk Based Capital (RBC) sebesar 524,0%. RBC ini jauh di atas ketentuan minimum OJK yang sebesar 120%.

Analisa data, kunci kesuksesan AIA Indonesia dalam mengatasi penipuan

Prosedur operasional standar dan penyidik yang terlatih menjaga AIA Indonesia tetap terkendali.

CEO mengungkapkan bagaimana perusahaan-perusahaan Indonesia dapat fokus pada pertumbuhan di tengah regulasi baru

Sementara pasar menuju pertumbuhan, regulasi baru mempersempit keberadaan perusahaan asuransi.

Asei dan Seoul Guarantee teken MoU

Kerja sama ini bertujuan memperkuat jaminan dan asuransi kredit di Indonesia.

Fintech Indonesia melindungi 200.000 nasabah melalui kolaborasi Qoala & Sompo

JULO Protect Plus adalah perlindungan asuransi pertama yang embedded dalam solusi kartu kredit virtualnya.

bolttech, HAVA.id bermitra untuk perlindungan perangkat UKM

UKM  Indonesia juga dapat menikmati garansi perangkat tambahan selama 12 bulan.

Bagaimana Grandtag memberikan keamanan bagi orang terkaya di Asia

CEO regional Grandtag Financial mengungkap bagaimana 'asuransi jiwa jumbo' menarik UHNWI di Asia.

Asuransi Cina menganggap bijaksana untuk beralih ke investasi alternatif

Analisis melihat regulasi baru mendorong pergeseran konservatif saat asuransi mencari stabilitas di tengah pasar yang bergejolak.

Indonesia mempertimbangkan wajib asuransi TPL

Langkah ini didorong oleh meningkatnya jumlah kecelakaan di jalan raya.

Risiko reasuransi meningkat di Tokio Marine Indonesia

Sebagai perusahaan asuransi umum kecil di Indonesia, TMI memiliki pangsa pasar sebesar 2,1%.

Apakah ‘Londonisasi’ baik untuk pasar asuransi M&A Asia?

Para ahli industri membedah tingkat penggunaan yang rendah di wilayah ini untuk asuransi M&A meskipun semakin banyak pemain industri yang masuk ke arena ini.