, Indonesia
979 views

Great Eastern mendigitalkan proses untuk menjangkau pasar asuransi Indonesia yang belum tersentuh

Upaya ini berhasil mengoptimalkan kinerja keuangan mereka dengan laba bersih sebesar Rp 31 miliar.

Pasar asuransi Indonesia merupakan sumber daya yang belum dimanfaatkan, dengan hanya kurang dari 10% populasi yang diasuransikan. Untuk membuat asuransi lebih mudah diakses dan nyaman, Great Eastern Life Indonesia telah menciptakan proses digitalisasi yang komprehensif, mulai dari customer onboarding hingga layanan after-sales.

Transformasi digital perusahaan juga sejalan dengan seruan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) untuk mengutamakan kemudahan akses masyarakat mendapatkan produk dan layanan asuransi dengan prinsip customer centric, customer protection, dan digital experience.

“Salah satu langkah yang kami lakukan adalah memanfaatkan teknologi sehingga nasabah dapat memiliki opsi tambahan untuk terhubung dengan kami secara digital,” kata Presiden Direktur Clement Lien Cheong Kiat kepada Insurance Asia.

Lima ekosistem digital

Lima tahun lalu, Great Eastern Life Indonesia telah melakukan transformasi digital. Kini, perusahaan memiliki lima ekosistem digital yang komprehensif untuk membuat proses asuransi lebih efisien bagi nasabah.

Ekosistem pertama disebut GoGREAT! Service Customer Portal. Ini merupakan portal bagi nasabah asuransi perorangan untuk melakukan Fund Switches (untuk nasabah dengan polis unit link), melihat informasi polis dan manfaat asuransi, melihat informasi pribadi, mengubah frekuensi pembayaran premi, mengubah metode pembayaran premi, mengunduh laporan transaksi , e-polis, serta e-endorsement.

Kedua, GoGREAT! Sales Website, website untuk pembelian asuransi secara online. Ketiga, aplikasi Great Eastern Corporate-ID (GEC-ID) untuk nasabah Group Insurance. “Melalui aplikasi ini, nasabah dapat melihat detail manfaat, riwayat klaim, mengajukan e-claim, berkonsultasi dengan dokter secara online, dan membuat janji temu dengan dokter,” kata Clement.

Keempat adalah HR/Broker portal untuk nasabah Asuransi Grup. “Di sini, SDM korporat dapat mengelola dashboard, melihat detail manfaat asuransi, melihat informasi peserta, menambah dan/atau menghapus peserta, serta mengelola tagihan premi dan kelebihan klaim,” kata Clement.

Ekosistem terakhir, Great Advice, adalah Mobile Point of Sales untuk staf pemasaran (Financial Advisor/FA). Melalui Great Advice, FA dapat menginput Permintaan Asuransi Jiwa secara online.

“Kami telah memberikan berbagai kemudahan bagi nasabah untuk terhubung dengan kami. Nasabah dapat mengakses polisnya di Portal Nasabah hanya dengan 3 langkah mudah, yaitu memasukkan nomor KTP/Paspor, memasukkan Tanggal Lahir Pemegang Polis, dan memasukkan One Time Password (OTP) yang dikirimkan ke nomor ponsel nasabah,” kata Clement yang menambahkan bahwa dengan digitalisasi ini, nasabah dapat terhindar dari risiko kehilangan dokumen pengajuan transaksi.

Menutup kesenjangan inklusi-literasi

Namun tentunya dengan kemudahan yang mereka berikan, Clement menyadari bahwa di saat yang sama mereka juga perlu meningkatkan literasi keuangan. Dia mencontohkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 masih menemukan kesenjangan yang cukup tinggi antara indeks literasi keuangan (49,68%) dan inklusi keuangan (85,10%). Data ini berarti dari setiap 100 penduduk Indonesia terdapat 85 orang yang inklusif dalam menggunakan produk/jasa keuangan, namun hanya 49 yang memahaminya dengan benar.

Oleh karena itu, selain menciptakan kemudahan akses bagi nasabah, Great Eastern Life Indonesia juga mengedukasi masyarakat melalui berbagai program kelas literasi keuangan dalam membantu nasabah memahami perencanaan keuangan. “Sehingga melalui program ini nasabah yang memahami kebutuhan keuangannya dapat memiliki perencanaan yang lebih baik untuk masa depannya,” kata Clement.

Great Eastern Life Indonesia juga menghadirkan program untuk memahami produk yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan nasbaah. “Setiap produk dirancang sesuai dengan kebutuhan yang berbeda. Kunci utamanya adalah mengidentifikasi produk yang tepat agar nasabah dapat memenuhi kebutuhannya,” kata Clement.

Dengan upaya tersebut, Clement yakin akan membawa dampak yang lebih positif bagi pertumbuhan bisnis, terutama karena transformasi digital yang dilakukan dapat dipahami dan diakses dengan baik oleh masyarakat.

Hasil transformasi digitalnya antara lain klaim asuransi di aplikasi Great Eastern Corporate yang memangkas durasi klaim dari tujuh hari menjadi tiga hari. Selain itu, kinerja keuangan semakin optimal dengan perolehan laba bersih pada Q4 2022 sebesar $4,26 juta (Rp 66 miliar). Total aset meningkat 21% menjadi $634,09 juta (IDR 9,9 triliun) (year on year) dan rasio solvabilitas mencapai 499% atau melebihi persyaratan yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu 120%.

“Ketika kami mengidentifikasi sesuatu yang dapat kami tingkatkan melalui solusi digital, kami akan secara aktif mengembangkannya untuk memastikan pengalaman nasabah kami tetap baik,” kata Clement, meskipun ia juga mengatakan akan mempertahankan beberapa layanan konvensional bagi nasabah lebih memilih untuk melakukan layanan tatap muka. “Karena pada intinya kami yakin ke depannya akan semakin banyak nasabah yang ingin terhubung dengan perusahaan secara langsung daripada melalui perantara,” tutupnya.

BRI Life mengandalkan kanal bancassurance di tengah permintaan asuransi yang meningkat

Hingga November 2023, kanal bancassurance berkontribusi sebesar 81% dari total pendapatan premi BRI Life.

Allianz Syariah menawarkan asuransi Syariah untuk seluruh masyarakat Indonesia

Tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah mendorong perusahaan menerapkan langkah jangka pendek dan panjang.

Penurunan bisnis asuransi kredit memengaruhi Asuransi Asei Indonesia

Penurunan pada segmen asuransi kredit pada 2023 memengaruhi premi bruto perusahaan asuransi tersebut.

Perubahan dalam regulasi asuransi memicu transformasi industri pada 2024

CEO MSIG Asia menyatakan 2024 sebagai tahun pertumbuhan bagi perusahaan asuransi, namun memperingatkan dampak regulasi dan sosio-ekonomi yang bervariasi.

Mengapa embedded insurance menjadi keharusan

Sebagian besar, sekitar 16% dari pendapatan asuransi di Asia kini berasal dari embedded insurance.

Warga Singapura berjuang dengan cakupan penyakit kritis meskipun terjadi penurunan dalam kesenjangan perlindungan

Chief marketing dan proposition officer  AIA SG mengharapkan perusahaan asuransi dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan tuntutan konsumen pada 2024.

AM Best: PT Asuransi Tugu Pratama mempertahankan kinerja operasional yang kuat

Perusahaan asuransi Indonesia ini diperkirakan akan memiliki underwriting yang volatile dalam jangka pendek hingga menengah.

Memimpin dan tertinggal: perjalanan AI yang penuh konflik di asuransi Asia Pasifik pada 2024

Meskipun investasi AI mencapai 23,93% dari total pasar, 41% perusahaan di Asia Pasifik masih bergantung pada teknologi yang ketinggalan zaman, menghambat efisiensi dan skalabilitas.

Manulife Investment, mitra Indonesia untuk pembangunan infrastruktur

Terdapat permintaan yang meningkat untuk properti logistik karena pasar e-commerce Indonesia tumbuh dengan cepat.

Asuransi melonjak berkat lonjakan wisatawan Hong Kong

CEO Jim Qin dari Zurich Insurance menyatakan tren liburan yang panjang pada warga Hong Kong di 2023, meningkatkan penjualan asuransi perjalanan.